Surat Cinta Sang Pengantin

Surat Cinta Sang Pengantin



Gorontalo,     November 2010

Bismillahirrahmaniirrahiim..

Aisyah.. ( bukan nama sebenarnya )..
besok adalah hari dimana engkau akad di depan penghulu, didepan para saksi, depan kedua orang tuamu, dan yang pasti engkau akan berjanji di hadapan Allah SWT, menyempurnakan sunnah separuh dari agama ini.
Aisyah,, ketika kau percaya dan yakin bahwa cinta yang kelak nanti kau sanding adalah untuk memperoleh rahmat ALLAH SWT, detik ini juga aku ikhlas aisyah. Haram bagiku untuk menghalangi akad itu. waktu telah menentukan perjalanan kita pada titik ini,bukan titik nadir seperti yang kau katakan. jauh sebelum aku menyayangimu aku tahu akan ada saat terberat yang akan kita hadapi, antara tetap hidup bersamamu lantas dipisahkan oleh kematian, atau melepaskan engkau demi seseorang.
Aisyah,,demi Allah,, aku mencintaimu karena Allah SWT, lalu aku kehilangan kamu akupun ikhlas karena Allah. jangan kau jadikan ini semua kelak menjadi kerapuhan di dalam rumah tanggamu.
Aisyah..aku adalah laki - laki terhebat :’).. laki - laki yang mencintaimu tanpa harus memaksa kau kelak menjadi milikku. tapi besok akan ada laki - laki terbaik :’), laki - laki yang dipilih ALLAH untuk menjadi imam dalam kehidupanmu. lalu kenapa engkau harus bersedih aisyah? tak cukup bahagiakah engkau dengan nikmat yang Allah berikan kepadamu? apakah kau takut dengan berpisahnya kita aku menjadi kufur nikmat dan menyalahkan keaadan ini?? demi Allah tidak aisyah!! kau adalah anugerah terindah bagiku untuk menjemput kebahagianku, pernikahanmu adalah anugerah yang akan mengantarkan aku pada pintu rahmat Allah..tidakkah engkau bahagia dengan itu?
Aisyah..
aku menulis surat ini dengan derai airmataku, dengan jari - jariku yang gemetar,.
bukan karena kesedihan ataupun ketakutan, tapi karena aku akan berjumpa denganmu suatu saat nanti.
aku telah bermohon kepada Allah untuk menjadikan engkau wanita terakhir dalam hidupku, dan sebentar lagi aku akan menggapai itu semua?? lalu kenapa engkau bersedih aisyah?
Kau boleh jadi bukan diperuntukan untukku di dunia ini, tapi aku tahu kau akan menjadi bidadariku yang kekal.
/baarakallahu lak, wa baaraka ‘alaik, wa jama’a bainakuma fii khair/
“Semoga Allah memberi berkah padamu, dan semoga Allah memberi berkah atasmu, dan semoga Ia mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.”
“ya Allah subhanahuwata’ala..kekasih sejatiku..dalam sujud panjangku di hening malammu..Ku memohon ampunanMU, terimalah cintaku ya Tuhanku.. Jangan biarkan ku berpaling lagi dariMu dan janganlah Engkau palingkan wajahMU dariku.karna tak ada daya dan upayaku tanpa kasih sayangMU di hidupku..tak ada artinya hidupku jika taubatku tak mendapat ridho dariMU..DUHAI KEKASIH SEJATIKU..”
Aisyah,,telah datang kepadaku kabar gembira itu, maka menikahlah kau dengannya :).
aku menantimu dalam jannah aisyah, aku menanti, usaplah airmatamu aisyah.. jangan lagi kau bersedih.
Fulan Bin Fulan
* setelah surat itu dikirimkan kepada seseorang, dan ketika akad nikah telah dilaksanakan, sang pengirim surat itu meninggal dunia dalam shalatnya, mendenga itu hati aisyah gemuruh, tapi seketika dia tersenyum, mengingat bait bait akhir surat yang diterimanya ”  Aisyah,,telah datang kepadaku kabar gembira itu, maka menikahlah kau dengannya :).
aku menantimu dalam jannah aisyah, aku menanti, usaplah airmatamu aisyah.. jangan lagi kau bersedih. “

http://fiksi.kompasiana.com/cermin/2012/01/24/surat-cinta-sang-pengantin/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Prev Next home